Minggu, 15 November 2015


By on 18.19



MAKALAH SEJARAH PERADAPAN ISLAM
PERADAPAN ISLAM PADA MASA UMAYAH

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradapan Islam
Dosen Pengampu : Drs. AH. Khalis Hayatudin

Disusun Oleh :
1.      Rahmatia R. L       (145131013)
2.      Risma Ulfia K       (145131014)
3.      Reni Muazizah      (145131016)
4.      Ety Puji Pratiwi     (145131017)

     
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015
1.      PENDAHULUAN
Kajian tentang sejarah peradaban Islam, tidak terlepas dari keberadaan sebuah Dinasti yaitu Dinasti Bani Umaiyah yang berkuasa selama lebih kurang 90 tahun (41- 132/661-750). Dinasti ini didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan Ibn Harb Ibnu Umayyah melalui peristiwa tahkim ketika pecahnya perang Sifin di Daumatul Jandal. Kehadiran Dinasti Umayyah telah memberi warna baru dalam babakan sejarah pemerintahan Islam dengan sistem pemerintahan yang sangat berbeda dengan sistem yang diterapkan pada pemerintahan Islam yang pada masa-masa sebelumnya, baik pada masa Rasulallah SAW maupun pada masa Khulafaurrasyidin .

2.      SEJARAH BERDIRINYA BANI UMAYAH
Lahirnya dinasti Umayyah diawali dengan penyelesaian kompromi antara Ali dengan Muawiyah yang tidak menguntungkan bagi Ali karena menimbulkan pecahnya kaum muslimin sehingga kepemimpinan Ali melemah. Umayyah adalah putera dari Abdul Syam, keturunan Manaf
Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H, Ali terbunuh oleh salah satu anggota Khawarij. KemudiankedudukanyasebagaikhalifahdijabatanaknyaHasanselamabeberapabulan.Namun, karenaHasanlemahsementaraMuawiyahsemakinkuat, makaHasanmembuatperjanjiandamai.[1]
Dengandemikianberakhirlahapa yang disebutdenganmasa al-Khulafa’ ar-Rasyidin, dandimulailahkekuasaanBaniUmayyahdalamsejarahpolitik.
MemasukimasakekuasaanMuawiyah yang menjadiawalkekuasaanBaniUmayyah, pemerintah yang bersifatdemokrasimenjadimonarchiheridetis(kerajaanturunmenurun).KekuasaanBaniUmayyahberumurkuranglebih 90 tahun.[2]

3.      PUNCAK KEJAYAAN BANI UMAYAH
1)      Pola Administratif Pemerintahan Umayah
Khalifah Muawiyah mendirikan suatu pemerintahan yang terorganisasi dengan baik. Muawiyah melakukan perubahan-perubahan besar dan menonjol didalam pemerintahan negri. Angkatan daratnya kuat dan efisien. Dia dapat mengandalkan pasukan orang-orang siria yang taat dan setia, yang tetap berdiri di sampingnya dalam keadaaan yang paling berbahaya sekalipun. Dengan bantuan orang-orang siria yang setia, muawiyah berusaha mendirikan pemerintahan yang setabil menurut garis-garis pemerintahan Bizaitium. Dia bekerja keras bagi kelancaran sistem yang untuk pertama kali digunakannya.[3]
Muawiyah merupakan orang pertama didalam Islam yang mendirikan suatu departemen pencatatan (diwanulkahatam). Setiap peraturan yang dikeluarkan khalifah harus disalin di dalam suatu register, kemudian yang asli harus disegel dan dikirim ke alamat yang dituju.
Selain itu Bani Umayah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang, antara lain mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan dan mulai mencetak uang.[4]
Demikianlah Muawiyah mengembangkan suatu keadaan yang teratur dari kekacauan. Muawiyah meninggal dunia pada bulan April 680 M, secara keseluruhan, setelah memerintah imperium Islam selama kira-kira 20 tahun, masa pemerintahannya merupakan masa kemakmuran dan perdamain di dalam negri serta keberhasilan di luar negri.
2)      Ekspansi Pada Masa Umayah
Secara umum, penaklukan pemerintahan  Bani Umayah, meliputi tiga wilayah. Pertama,melawan pasukan Romawi di Asia Kecil. Penaklukan ini sampai dengan pengepungan Konstatinopel dan beberapa kepulauan di Laut Tengah. Kedua, wilayah Afrika Utara. Penaklukan ini sampai ke Samudra Atlantik dan menyeberang ke gunung Thariq hingga ke Spanyol. Ketiga, wilayah timur. Penaklukan ini sampai kesebelah timur Irak. Kemudian, meluas keturkistan di Utara, serta di wilayah Sindh di bagian Selatan.[5]
Dengan keberhasilan ekspansi kebeberapa daerah, wilayah kekuasaan islam masa bani Ummayah ini betu-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, Sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.[6]
Factor-faktor yang menyebabkanekspansiitudemikiancepatantara lain adalah :[7]
1.      Islam, disampingmerupakanajaran yang mengaturhubunganmanusiadenganTuhan, juga agama yang mementingkansoalpembentukanmasyarakat.
2.      Dalam dada parasahabatNabitertanamkeyakinantentangkewajibanmenyerukanajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruhpenjurudunia.
3.      Byzantium dan Persia padasaatitutelahmengalamikemundurandankelemahankarenaseringterjadiperang.
4.      Pertentanganaliran agama di wilayah Byzantium mengakibatkanhilangnyakemerdekaanberagamabagirakyat.
5.      Islam datangkedaerah-daerah yang dimasukinyadengansikapsimpatikdantoleran.
6.      Bangsa Sami di SyiriadanPalestinadanbangsaHami di Mesirmemandangbangsa Arab lebihdekatkepadamereka.
7.      Mesir, Iran danSyiriaadalahdaerah-daerah yang kaya.

3)      Peradapan Pada Masa Umayah Timur
a.      Penyempurnaan Tuliasan Al-Qur’an
Al-Qur’an yang telah dikodifikasi pada zaman abu Bakar dan Utsman bin Affan di tulis tanpa titik (sehingga tidak dapat dibedakan antara huruf fa denga huruf qaf atau antara hurf ba dengan huruf ta, dan huruf tsa, serta tidak menggunakan baris sehingga tidak dapat dibedakan antara dhammah yang berbunyi u, fathah yang berbunyi a, dan kasrah yang berbunyi i)[8]
Menurut salah satu riwayat, ulama pertama yang memberikan baris dan titik pada huruf-huruf Al-Qur’an adalah Hasan Al-Bashri (642-728 M) atas perintah Abd Al-Malik Ibn Marwan (yang menjadi khafilah antara 685-705 M) Abd Al-Malik Ibn Marwan menginstruksikan kepada Al-Hajjaj untuk menyempurnakan tulisan Qur’an; Al-Hajjaj meminta Hasan Al-Bashri untuk menyempurnakannya; dan Hasan Al-Bashri di bantu oleh Yahya Ibn Ya’mura (murid Abu Al-Aswad Ad-Duwali). Dalam riwayat lain dikatakan bahwa yang pertama membuat baris dan titik pada huruf –huruf Al-Qur’an adalah Abu Al-Aswad Ad-Duwali.
b.      Penulisan Hadist
Umar Ibn Abd Al-Aziz adalah Khalifah yang mempelopori penulisan (tadwin) hadist. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hajm (120 H), gubernur Madinah, untuk menuliskan hadist yang ada dalam hafalan-hafalan penghafal hadist.
Atas perintah Khalifah, pengumpulan hadist dilakukan oleh ulama. Diantaranya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Muslim Ibn Ubaidillah Ibn Syihab Az-Zuhri (guru Imam Malik). Akan tetapi, buku hadist yang dikumpulkan oleh Imam Az-Zuhri tidak diketahui dan tidak sampai kepada kita.dalam sejarah tercatat bahwa ulama yang pertama membuktikan hadist adalah Imam Az-Zuhri.

4)      Aliran–Aliran Keagamaan Pada Masa Umayah
(1)   Khawarij
Khawarijadalah kaum yang mendesak Ali untuk menghentikan peperangan pada perang Shifin dan menjalankan proses hukum melalui Al-Qur’an. Namun, kemudian menolak hasil perundingan antara pihak Ali dan Muawiyah. Setelah itu, mereka melakukan pemberontakan di Harura dan melakukan kerusakan dimuka bumi.
Orang-orang Khawarijadalah manusia-manusia kampungan yang kaku, keras kepala, dan menginginkan manusia hanya ada dalam dua kubu, yaitu kafir dan mukmin. Barang siapa yang sesuai pandangan-pandangannya, ia dianggap sebagai orang mukmin. Dan barang siapa yang dianggap tidak sesuai dengan pandangannya, ia dianggap sebagai orang kafir.
(2)   Murji’ah
Secara bahasa, Murji’ahberasal dari kata  al-arja (mengakhirkan, al-ta’khir atau memberi harapan (i’tha al-‘aja’) arti pertama relevan dengan khawarij karena andigium yang mereka gunakan, yaitu maksiat tidak akan merusak iman, dan taat tidak akan bermanfaat bagi kekafiran.
Gagasan yang terpenting dalam Murji’ahadalah bahwa mukmin yang melakukan maksiat akan disiksa oleh Allah di akhirat nanti, dan setelah disiksa, mereka akan ditempatkan disurga.


4.      RUNTUHNYA BANI UMAYAH
Sepeninggal Umar ibn Abd Al-Aziz, kekuasan Bani Umayyah  berada di bawah khalifah  Yazid ibn Abd Al-Malik (720-724M). Penguasa yang satu ini terlalu gandrung terhadap kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berbubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid ibn Abd Al-Malik. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd Al-Malik (724-743M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya, kekuatan baru ini dapat menggulingkan dinasti Umayyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd Al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat khalifah tidak berdaya mematahkannya.[9]
Sepeninggal Hisyam ibn Abd Al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M,daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Melarikan diri ke mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
Ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Factor-faktor itu antara lain adalah:[10]
1.      System pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2.      Latar belakang terbentuknya dinassti Bani Umayyah tidak bias dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan khawarij terus menjadi gerakan opoosisi, baik secara terbuka, seperti di  masa awal dan  akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerkan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3.      Pada masa kekuasaaan Bani Umayyah, pertentangann etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada  sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan utuk menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian Timur lainnya, merasa tidak puas karena status  mawali itu menggambarkan suatu inferiotas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4.      Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkal mereka mewarisi kekuasaan. Di samping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama yang sangat kurang.
5.      Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib. Ferakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah, dan kaum mawali yang dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

5. KESIMPULAN




DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi,Dedi. SejarahPeradaban Islam.Bandung : Pustaka Setia. 2008.
Syukur, Fatah. SejarahPeradaban Islam.Semarang :PustakaRizki Putra. 2009.
Yatim, Badri. SejarahPeradaban Islam DirasahIslamiyah II.Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada. 2008





[1]Fatah Syukur, Sejarah Peradapan Islam (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 69.
[2]Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993),hlm. 42-43.
[3]DediSupriyadi, Sejarah Peradapan Islam( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008), hlm. 105.
[4] Fatah Syukur, Sejarah Peradapan Islam, hlm. 74.
[5]Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, hlm. 106.
[6]Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam Dirasah Islamiyah II, hlm.44.
[7]Fatah Syukur, Sejarah Peradapan Islam, hlm. 74.
[8]Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, hlm. 108
[9] Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam Dirasah Islamiyah II, hlm. 47.

[10]Ibid.,hal. 48.

About Syed Faizan Ali

Faizan is a 17 year old young guy who is blessed with the art of Blogging,He love to Blog day in and day out,He is a Website Designer and a Certified Graphics Designer.

0 komentar:

Posting Komentar