MAKALAH
BAHASA INDONESIA
RAGAM
BAHASA
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Endang Rahmawati, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Reni
Muazizah (145131016)
2. Siti
Nur Alfiyah (145131021)
3. Ravita
Anggraini (145131023)
4. Vivera
Marlianti (145131024)
5. Heppy
Apriyani (145131037)
6. Arnisa
Ika Prilia (145131034)
JURUSAN
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015
A.
PENDAHULUAN
Bahasa
indonesia merupakan sarana komunikasi yang digunakan dalam beragam keperluan
disesuaikan situasi dan kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa itulah yang
dinamakan ragam bahasa indonesia. Oleh karena itu, bahasa disebut sebagai alat
komunikasi terpenting bagi manusia, sehingga mempelajarinya dengan lebih
mendalam akan memudahkan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Secara
garis besar ragam bahasa dibagi menjadi dua ragam bahasa yaitu ragam bahasa
formal dan ragam bahasa informal. Masing-masing ragam bahasa memiliki ciri-ciri
yang menunjukkan perbedaan diantara masing-masing ragam bahasa tersebut.
Pemakaian ragam bahasa perlu disesuaikan antara situasi dan fungsi pemakaian. Hal
ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia terhadap sarana komunikasi juga
bermacam-macam. Untuk itu, kebutuhan sarana komunikasi bergantung pada situasi
pembicaraan yang berlangsung.
B.
PENGERTIAN
RAGAM BAHASA
Kridalaksana
mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang
dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan.Jadi, ragam
bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya, yang timbul menurut situasi
dan fungsi yang memungkinkan adanya
variasi tersebut. Ragam bahasadianggapsebagairagam
yang baik, apabilasudahdigunakandenganbaik dikalangan terdidik,
didalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), didalam suasana
resmi atau didalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut
Dendy Sugono, bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa indonesia timbul masalah
pokok, yaitu: masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Situasi yang resmi
kita dituntut menggunakan bahasa yang baku misal situasi disekolah, dikantor, maupun
pertemuan resmi. Sebaliknya bahasa
tidak baku dapat kita gunakan dirumah, taman, pasar dll.
C.
PEMBAGIAN
RAGAM BAHASA
1. Penggunaan bahasa menurut konteks.
Terdapat dua jenis ragam bahasa, yaitu bahasa formal dan tidak formal.
a.
Ragam
Bahasa Formal
Bahasa formal ialah bahasa yang
digunakan dalam situasi resmi contohnya saat mengajar, rapat, atau bertutur
dengan orang yang kita tidak kenal dekat atau lebih tinggi status dan
pangkatnya.
Ciri-ciri bahasa formal sebagai berikut
:
1) menggunakan
unsur secara dramatikal secara eksplisit dan konsisten;
2) menggunakan
imbuan secara lengkap;
3) menggunakan
kata ganti resmi;
4) menggunakan
kata baku;
5) menggunakan
kata EYD; dan
6) menghindari
unsur kedaerahan.
Bahasa baku sebagai
ragam bahasa formal untuk orang berpendidikan, dan memiliki beberapasifat. Pertama, sifat kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tetap. Kedua,
bersifat kecendekiaan, cendrung menggungkapkan penalaran atau pemikiran
yang teratur, logis, dan masuk akal. Ketiga,
adanya penyeragaman kaidah baku, bahasa kedalam bahasa Indonesia.penyamaan
ragam bahasa atau penyeragaman variasi bahasa. Kegunaan dari penyeragaman ini
adalah untuk menyamakan presepsi atas suatu.
Keempat , bersifat dinamis. Dinamis yang artinya tidak statis, tidak baku.
Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati.
b.
Ragam
Bahasa Nonformal
Ragam bahasa nonformal
digunakan pasca situasi santai dan kepada orang yang dikenal akrab. Kuantitas
pemakaian bahasa tidak resmi banyak tergantng pada tingkat keakraban pelaku
yang terlibat dalam komunikasi. Prinsip yang dipakai dalam bahasa tidak resmi
adalah asal orang yang diajak bicara yang
bisa mengerti.
Bahasa nonformal mempunyai sifat yang
khas, yaitu :
1) Bentuk
kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata
penghubung; dan
2) Menggunakan
kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, bikin,
biarin dll.
Pada
perkembangannya, bahasa nonformal menciptakan ragam bahasa yang bervariatif
berdasarkan pemakaiannya seperti bahasa gaul. Dari segi fungsinya bahasa gaul
memiliki persamaan antara slang, jargon dan prokem. Fungsi slang dan prokem
digunakan untuk merahasiakan sesuatu kepada kelompok lain. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa jargon adalah kosa kata khusus yang
dipergunakan dibidang kehidupan (lingkungan) tertentu.
2.
Penggunaan
Bahasa Menurut Waktu
Dalam
hal ini ragam bahasa berdasarkan waktunya dapat dibagi menjadi tiga yaitu
bahasa ragam lama atau kuno, bahasa ragam baru atau modern, bahasa ragam
kontemporer.
Bahasa ragam kuno dapat diketahui
keberadaannya melalui sejumlah dokumen kuno, prasasti-prasasti dan
tulisan-tulisan dalam peranti yang masih sangat sederhana. Sedangkan bahasa
ragam baru dimungkinkan terjadi inovasi-inovasi kebahasaan yang baru. Dalam
perkembangan bahasa yang sekarang ini bentuk kebahasaan yang baru mengabaikan
kaidah-kaidah kebahasaan yang telah banyak bermunculan. Bahasa inilah yang
disebut dengan bahasa kontemporer.
3.
Ragam
Bahasa Berdasarkan Medianya
Dilihat dari dimensi bahasanya,
ragam bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa ragam lisan dan bahasa ragam
tulis. Bahasa ragam lisan lazimnya ditandai dan ditentukan oleh penggunaan
aksen-aksen bicara atau penekanan-penekanan tertentu dalam aktivitas bertutur,
pemakaian intonasi atau lagu kalimat tertentu.
Selanjutnya yang dimaksud dengan
bahasa ragam tulis adalah bahasa yang hanya tepat muncul dalam konteks tulis.
Bahasa dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian tanda bacanya,
dalam pemakaian ejaan, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf dan seterusnya.
Ragam lisan dan Ragam tulis tentu
sangat berbeda. Adapun perbedaanya adalah sebagai berikut :
1) Ragam
lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan
pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada
di depan.
2) Di
dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan
objek tidak selalu dinyatakan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa bahasa
yang digunakan dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau
intonasi. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari pada ragam
lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak
mengharuskan orang kedua berada didepan pembicara. Kelengkapan ragam tulis Menghendaki
agar orang yang “diaerikatjak bicara” mengerti isi tulisan itu.
3) Ragam
lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang
dibicarakan secara lisan didalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan
berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang
diperbicarakan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti
oleh orang yang berada di luar ruang itu. Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat
oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
4) Ragam
lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan
ragam tulis dilengkap dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Keresmian
Keadaan Penggunaannya
Berdasarkan dilihat dari kresmian penggunaanya ragam
bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu
ragam sosial dan ragam fungsional. Ragam sosial yaitu, ragam bahasa yang
sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam fungsional, yang
kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah ragam bahsa yang dikaitkan
dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Dalam
kenyataannya, ragam fungsional menjelma sebagai bahasa negara dan bahasa teknis
keprofesian, seperti bahasa dalam kelingkungan keilmuan atau teknologi dan
kedokteran.
D.
PENUTUP
Bahasa
indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam keperluan, disesuikan
dengan situasi dan kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang
dinamakan ragam bahasa Indonesia. Namun, ragam bahasa ini harus disesuaikan
dengan penggunaan yang benar, yaitu harus sesuai dengan situasi dan kondisi
yang sesuai.
Ragam
bahasa dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu menurut konteks, waktu, dan
medianya. Ragam bahasa menurut konteksnya dibagi menjadi formal dan non formal,
bahasa nonformal menciptakan ragam bahasa yang bervariatif berdasarkan
pemakaiannya misalnya bahasa gaul.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Zaenal, Amran Tasai. Bahasa Indonesia
sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang : Pustaka Mandiri.
2012.
Nasucha,
Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus Budi Wahyudi. Bahasa
Indonesia untuk Penulis Karya Tulis Ilmiyah. Yogyakarta: Media Perkasa.
2014.
0 komentar:
Posting Komentar