Landasan dan Asas-asas Pendidikan
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Mustaqim, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh :
ISTIQOMAH
143131012
PGRA – 1A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan
asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa
tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah
landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan
penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai
landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang
pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan
asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang
lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat
wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai
landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan
penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan
yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup,
dan asas kemandirian dalam belajar.
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
- Apakah yang dimaksud Landasan
Pendidikan?
- Apa sajakah landasan
pendidikan?
- Apakah yang dimaksud asas-asas
pendidikan?
- Apa sajakah asas-asas
Pendidikan?
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian
dari Landasan Pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam
landasan pendidikan
- Untuk mengetahui pengertian
dari asas-asas Pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam
asas-asas pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Landasan
Pendidikan Indonesia
Landasan pendidikan secara
singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalam melakukan
analisi kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan
dan praktik pendidikan.
1.
Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, yang berusahah
menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, seperti apakah pendidikan itu
, mengapa pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan
pendidikan.
2.
Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan peristiwa
social yang berlangsung dalam latar interaksi social. Dikatakan demikian,
karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan proses saling
pengaruh-mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam posisi
yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada
dua istilah yang terlihat dari kedudukan dalam interaksi social.
3.
Landasan Kultural
Peristiwa pendidikan adalah
bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut dikarenakan pendidik dan kebudayaan
mempunyai hubungan timbale balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan/ atau
dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal, maupun
formal (sekolah).
4.
Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan
aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu, landasan psikologis merupakan salah
satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Landasan psikologis
pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khusuhnyya berkenaan
dengan proses belajar manusia.
Pemahaman tentang peserta
didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaann merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang aspek-aspek
pribadi, urutan dan cirri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang
cara-cara paling tepat untuk pengembangan kepribadian.
Untuk maksud tersebut, yakni
pengembangan kepribadian yang merupakan tugas pendidikan, psikologis
menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya,
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi khususnya. Hal tersebut
disebabkan setiap individu memilki bakat, minat, kemampuan, kekuatan serta
tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya
adalah tidak mungkin untuk mengharapkan kesamaan antara dua orang individu atau
lebih.
5.
Landasan Ilmiah dan Teknologi
Pendidikan dengan ilmu
pengetahuan teknologi, dan seni atau IPTEK mempunyai kaitan yang sangat erat.
Hal tersebut dikarenakan IPTEK menjadi bagian utama dalam pendidikan terutama
dalam bentuk pembelajaran. Oleh karena itu, tidak dapat pendidikan berperan
sangat penting dalam pewarisan dan perkembangan IPTEK.
Sementara itu, dewasa ini
perkembangan IPTEK sangatlah pesat oleh karena muatan utama dari kegiatan
pendidikan adalah IPTEK, maka setiap perkembangan IPTEK harus segera
diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukan hasil pengembangan
IPTEK tersebut ke dalam bahan ajar.
6.
Landasan Legalistik
Pendidikan merupakan peristiwa
multi dimensi, bersangkut-paut dengan berbagai aspek kehidupan manusia dan
masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam
masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang jelas dan syah.
Dengan berlandaskan legalistic, kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan
pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan
landasan legalistic segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik dapat terpelihara.
B.
Asas-asas Pokok Pendidikan Indonesia
Memperlihatkan makna kata,
makna antara landasan dengan asas dapat dikatakan mempunyai makna yang hamper
bersamaan. Meskipun demikian, dengan memperhatikan Soedomo (1989/1990) dan
Tirtaraharja dan Sulo (1994), dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan lebih
menekankan kepada kajian kritis terhadap kaidah-kaidah dna kenyataan tentang
kebijakan dan praktik pendidikan bagi upaya mengembangkan kebijakan dan praktik
pendidikan berikutnya. Sedangkan asas pendidikan merupakan tumpuan cara
berfikir yang memberikan corak terhadap pendidikan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa asas pendidikan lebih memfokuskan perhatian kepada cara
penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana
layaknya pendidikan diselenggarakan.
1.
Asas Tutwuri Handayani
Asas Tutwuri Handayani yang
merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini, bersumber dari asas
Pendidikan Taman Siswa. Asas tutwuri handayani bermakna bahwa setiap orang berhak
mengatur dirinya sendiri dengan kepada tata tertib kehidupan yang umum. Dalam
peneyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut berarti bahwa kepada peserta
didik diberi kesempatan untuk mandiri. Artinya, dalam kegiatan pendidikan,
pendidik bukanlah segaka-galanya, akan tetapi kepada peserta didik diberi
kesempatan untuk mencari, mempelajari, dan memecahkan masalah sendiri tanpa
selalu harus dicampuri , diperintah, dan bahkan dipaksa. Dengan cara yang
demikian, maka kegiatan belajar tidak berpusat kepada guru, akan tetapi
berpusat kepada peserta didik sendiri. Dapat dikatakan bahwa asas tutwuri
handayani merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif.
2.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pada dasarnya manusia adalah
makhluk “menjadi”, yakni makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu
berkembang mengikuti perkembangan yang terjadai di lingkungan kehidupannya. Apa
yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tantangan perubahan pada
beberapa tahun berikutnya. Implikasi dari konsep yang demikian ialah bahwa
manusia harus selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari
dan menyesuiakan diri sesuai dengan perubahanyang berlangsung.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tutwuri handayani
maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas
kemandirian dalam belajar. Asas tutwuri handayani pada prinsipnya bertolak dari
asumsi kemampuan peserta didik untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedapat mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan pendidik, namun selalu siap untuk
membantu apabila diperlukan.
C.
Penerepan Asas-asas Pendidikan dalam Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendekatan Komunikasi oleh Guru
Dewasa ini masih terdapat
kecenderungan bahwa peserta didik masih terikat oleh penggunaan komunikasi satu
arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metoda ceramah. Dalam
komunikasi yang demikian, pendidik menenmpatkan dirinya dalam kedudukan yang
lebih tinggi dari peserta didik.
2.
Masalah Tujuan Belajar
Sebagaimana dikemukakan pada
bagian terdahulu, kemajuan ilmu dna teknologi yang amat pesat menuntut orang
untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayatnya. Sehubungan dengan hal
itu tujuan belajar yang learning to know dan learning to do saja ternyata belum
cukup. Oleh karena kemajuan teknologi, terutama kemajuan transportasi dan
komunikasi, memmbuat dunia semakin sempit ,sehingga intensitas interaksi antar
manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, ras, dan asal-usul.
Sehubungan dengan itu, tujuan belajar sudah harus diperluas dengan menambahkan
learning to life together. Selanjutnya akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang
berimplikasi pada perubahan lapangan pekerjaan, mengakibatkan apa yang
dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yang
berubah pada beberapa tahun berikutnya. Untuk itu tujuan kegiatan pembelajaran
perlu diperluas.
Pendidikan dan Pembangunan Nasional
A.
Konsep Pembangunan sebagai Usaha Perubahan yang Terencana
Banyak muncul pemahaman bahwa
pembangunan sering diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi industry, sehingga
bermunculan bangunan berupa pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan serta alat
transportasi, komunikasi dan lain-lain. Sedangkan pembangunan manusianya
sebagai perencana, pengelola dan pemakai hasil pembangunan tersebut hamper
terabaikan, bahkan tidak menjadi salah satu sasaran pembicaraan secara
langsung, sehingga pembangunan material yang dilaksanakan tidak sedikit menjadi
sia-sia.
Dinyatakan dalam GBHN, hakekat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia dan masyarakat Indonesia, yang
dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan
memanfaatkan ilmu-pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global.
D.
Peranan Manusia dalam Pembangunan
Pada saat pakar dan pemikir
pembangunan membahas tentang unsure yang paling menentukan berhasilnya
pembangunan muncul pendapat yang bervariasi, ada yang menyatakan harus
tersedianya sumber daya alam, namun kenyataannya menunjukan Negara yang tidak
memiliki sumber daya alam tetap mengalami kemajuan. Tetapi sesungguhnya manusia
tersebutlah yang dapat memajukan Negaranya sendiri.
E.
Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Nasional
1.
Perubahan Pendidikan dalam Pembangunan Perubahan Masyarakat pada Umumnya
Pendidikan sebagai upaya
maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak akan segera dapat dirasakan dan
dilihat, ada proses yang panjang antara dimulainya usaha dengan ketercapaian
hasil. Suatu hal yyang tidak dapat dipungkiri bahwa andil yang diberikan
pendidikan pada pembangunan dipandang sebagai suatu kesatuan umum, maka
pendidikan sutau komponen atau bagian dari pembangunan.
F.
Hubungan Landasan & Asas Pendidikan dengan Pembangunan Nasional
Pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat penting agar tercapainya suatu pembangunan. Karena seperti yang
telah dibahas di atas, bahwa kemajuan suatu Negara bukan berdasarkan dari
Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh suatu Negara tersebut. Bahkan banyka di
antara Negara-negara yang justru tidak mempunyai Sumber Daya Alam yang cukup
namun Negara tersebut dapat berkembang melebihi Negara yang mempunyai sumber
daya alam yang cukup. Sebagai contoh, Negara kita Indonesia tercinta terkenal
di dunia luas bahwasanya Indonesia adalah Negara yang mempunyai sumber daya
alam yang melimpah. Namun pada kenyataannya pada beberapa tahun terakhir ini
Indonesia tercinta hanya bergelar sebagai Negara yang berkembang semata. Dari
tahun ke tahun Indonesia hanya bergelar itu-itu saja.
Jika kita telisik lebih jauh,
Negara tetangga kita SIngapura yang justru hanya memiliki luas Negara yang
hanya beberapa bagian saja dari luas Negara kita tercinta Indonesia.
Perkembangan Negara Singapura telah jauh melampaui Negara kita. Dengan hanya
sumber daya alam yang terbatas mereka dapat mengembangkan Negaranya semaksimal
mungkin.
Seperti yang juga sudah
dibahas pada pembahasan sebelumnya, pendidikan adalah kunci dari perbedaan
tersebut. Pendidikan sangat diperlukan untuk memajukan sebuah Negara. Negara
yang maju adalah Negara yang memiliki jumlah insinyur yang cukup. Sementara
yang diketahui sekarang, Indonesia tidak mempunyai cukup banyak insinyur untuk
menyokong pembangunan di negaranya sendiri. Meskipun Indonesia mempunyai
insinyur, namun kebanyakan dari mereka bekerja untuk Negara asing.
Dari pembahasna sebelumnya
juga sudah dijelaskan bahwa, pendidikan (SDM) sangat menentukan kemajuan sebuah
bangsa. Begitu pentingnya pendidikan, bahkan manusia yang menggunakan teknologi
dari hasil pembangunan tersebut pun haruslah memiliki pengetahuan yang
diperoleh dari pendidikan.
Dari landasan-landasan
pendidikan tersebutlah pendidikan dapat terus berkembang kea rah yang
positif. Terus memperbaiki kualitas dari pendidikan itu sendiri. Landasan
merupakan dasar dalam menjalankan sesuatu, begitu juga pendidikan tersebut.
Apabila landasannya sudah baik maka seharusnya pendidikan itu akan berjalan
dengan baik, berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat diterima di
Negara manapun.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan
hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu
akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan
yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya.
Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat
mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Hanifah. 1950.
Rintisan Filsafat, Filsafat Barat Ditilik dengan Jiwa
Timur, Jilid I.
Jakarta: Balai Pustaaka.
Conny Seniawan, et. al. 1951.
Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dkk. 2005.
Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.