Selasa, 23 Juni 2015

Nuruddin ar raniri



Nuruddin ar raniri
Nama lengkap beliau adalah nuruddin muhammad  bin hasanjin al hamid asy syafii ar raniri. Beliau lahir pada akhir abad 16 di pantai gujarat, india. Beliau memulai pendidikannya  di kota ranir kemudian ke wilayah hadhramaut. Guru yang paling mempengaruhi beliau adalah abu nafs sayyid imam bin abdullah sorang guru tarekat rifa’iyah dari gujarat, india.
Menurut catatan azyumardi azra, ar raniri merupakan tokoh pembaruan di aceh. Ia mulai melancarkan pembaruan islamnya di aceh setelah mendapat pijakan yang kuat di istana aceh. Pembaharuan utamanya adalah memberantas aliran wujudiyah yang dianggap aliran sesat. Ar raniri dikenal pula sebagai syekh islam yang mempunyai otoritas untuk mengeluarkan fatwa menentang aliran wujudiyah ini. Bahkan, lebih jauh ia mengeluarkan fatwa yang mengarah pada perburuan terhadap orang yang sesat.[1]
Ajaran tasawuf nuruddin ar raniri
1.      Tuhan
Pendirian ar raniri dalam masalah ketuhanan pada umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan pahammutakallimin dengan paham para sufi yang diwakili ibnu arabi. Ia berpendapat bahwa ungkapan “wujud Allah dan Alam Esa” berarti alam ini merupakan sisi lahiriyahh dari hakikaknya yang batin, yaitu Allah SWT., sebagaimana yang dimaksudkan ibnu Arabi. Akan tetapi, ungkapan itu pada hakikatnya adalah bahwa alam ini tidak ada. Yang ada hanyalah wujud Allah yang esa. Jadi, tidak dapat dikatakan bahwa alam ini berbeda atau bersatu dengan Allah SWT. Pandangan ar raniri hampir sama dengan ibnu arabi bahwa alam ini merupakan tajalli Allah SWT. Akan tetapi, tafsirannya di atas membuatnya terlepas dari label panteisme ibnu arabi.[2]
2.      Alam
Ar raniri berpandangan bahwa alam ini diciptakan Allah SWT melalui tajalli. Ia menolak teori al-faidh (emanasi) al farabi karena membawa pengakuan bahwa alam ini qadim sehingga dapat jatuh pada kemusyrikan. Alam dan falak, menurutnya merupakan wadah tajalli asma dan sifat Allah SWT dalam bentuk yang konkret. Sifat ilmu ber-tajalli pada alam akal; nama rahman ber-tajalli pada Arsy; nama Rahim ber-tajallii pada kursy; nama raziq ber-tajalli pada falak ketujuh; dan seterusnya.[3]
3.      Manusia
Manusia menurut ar raniri merupakan makhluk Allah SWT yang paling sempurna di dunia ini. Sebab, manusia merupakan khalifah AllahSWT di bumi yang dijadikan sesuai dengan citra-Nya. Dia merupakan mazhhar (tempat kenyataan asma dan sifat Allah SWT paling lengkap dan menyeluruh). Konsep insan kamil, pada dasarnya hampir sama dengan apa yang digariskan ibnu arabi.[4]
4.      Wujudiyah
Inti ajaran wujudiyyah, menurut ar raniri, berpusat pada Wahdat al-Wujud, yang disalahartikan kaum wujudiyyah dengan arti kemanunggalan Allah SWT dengan alam. Menurutnya, pendapat Hamzah Al-Fansuri tentang Wahdat Al-Wujud dapat membawa pada kekafiran. Ar raniri berpandangan bahwa jika benar Tuhan dan makhluk hakikatnya satu, dapat dikatakan bahwa manusia adalah Tuhan dan Tuhan adalah manusia, jadilah seluruh makhluk itu adalah Tuhan. Semua yang dilakukan manusia, baik buruk maupun baik, Allah SWT turut melakukannya. Jika demikian halnya, manusia mempunyai sifat-sifat Tuhan.[5]
5.      Hubungan syariat dan hakikat
Pemisahan antara syariat dan hakikat, menurut ar raniri merupakan sesuatu yang tidak benar. Untuk menguatkan argumentasinya, ia mengajukan beberapa pendapat pemuka sufi, di antaranya adalah syekh Abdullah Al-Aidarusi yang menyatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah SWT kecuali melalui syariat yang merupakan pokok dan cabang islam.[6]
Abdur rauf as-singkili
Nama lengkap beliau adalah syekh abdur rauf bin ali al fansuri. Beliau adalah seorang ulama dan mufti besar kerajaan aceh pada abad ke-17 (1606-1637 M). Pendidikannya dimulai dari ayahnya di simpang Kanan (sinkil). Kepada ayahnya , ia belajar ilmu-ilmu agama, sejarah, bahasa arab, mantiq, filsafat, sastra arab atau melayu, dan bahasa persia. Pendidikannya kemudian dilanjutkan ke Samudra Pasai dan Belajar di Dayah Tinggi pada Syekh Sam Ad-Din As-Sumatrani. Setelah itu, ia melanjutkan ke Arabia.[7]


[1]Bukune alfi hal 344
[2]Ibid hal 345
[3]Ibid hal 345
[4]Ibid hal 345-346
[5]Ibid hal 346
[6]Ibid hal 346
[7]Ibid hal 347 

Senin, 15 Juni 2015

buya hamka dan pemikirannya



A.     PENDAHULUAN
1.   BiografiBuyaHamka
Nama lengkap Buya Hamka adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Beliau kemudian lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. Beliau lahir di Meninjau, Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari 1908. Beliau merupakan putra pertama dari pasangan Dr. Abdul Karim Amrullah dan Shaffiah.
Pada 5 April 1929, Buya Hamka menikah dengan Hajah Siti Raham Rasul. Setelah istrinya meninggal pada tahun 1971, kurang lebih 6 tahun kemudian, Buya Hamka menikah lagi dengan Hajah Siti Khadijah.
Secara formal, Buya Hamka hanya mengenyam pendidikan Sekolah Desa, namun tidak tamat. Kemudian, pada tahun 1918, beliau belajar Agama Islam di Sumatera Thawalib, Padang Panjang.Ini pun tidakselesai.Tahun 1922, beliau kembali belajar Agama Islam di Parabe Bukit Tinggi , juga tidak selesai. Akhirnya, Banyak menghabiskan waktunya dengan belajar sendiri  jugatidakselesai.Akhirnya, Beliaubanyakmenghabiskanwaktunyadenganbelajarsendiri, otodidak. Buya Hamka banyak membaca buku.lalu belajar langsung pada aparat tokoh dan ulama . Baik yang berada di Sumatera Barat, Jawa, bahkan sampai ke Mekkah, Arab Saudi.
Jabatan atau amanah yang pernah beliau emban selama hidupnya antara lain sebagai berikut. Tahun 1943, beliau menjabat sebagai Konsul Muhammadiyah Sumatera TimurTahun 1947, sebagai Ketua Front Pertahanan Nasional (FPN). Tahun 1948, sebagai Ketua Sekretariat Bersama Badan Pengawal Negeri dan Kota (BPNK). Lalu, tahun 1950, Buya Hamka menjadi Pegawai Negeri pada Departemen Agama RI diJakart. Tahun 1955 sampai 1951, Beliau terpilih menjadi Anggota Konstituante Republik Indonesia. Mulai tahun 1960, Beliau dipercaya sebagai Pengurus Pusat Muhammadiyah. Pada tahun 1968, Buya Hamka ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Usuluddin Universitas Prof. Moestopo Beragama. Tahun 1975 sampai 1979 beliau dipercaya oleh para ulama sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di tahun yang sama, beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar selama dua periode.
Sebagai ulama dan sastrawan, ada sekitar 118 karya tulisan (artikel dan buku) beliau yang telah dipublikasikan. Topik yang diangkat melingkupi berbagai bidang, beberapa di antaranya mengupas tntang Agama Islam, Filsafatsosial, tasawuf, roman, sjarah, tafsi Alquran, dan otobiografi.
Buya Hamka juga pernah mendapatkan berbagai gelar kehormatan, yaitu Doctor Honoris Cause dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Lalu gelar Doctor Honoris Cause dari Universitas Prof. Moestopo Beragama. Kemudian, di tahun 1974 mendapat gelar yang sama dari Universitas Kebangsaaan Malaysia. Setelah meninggal dunia, beliau mendapat Bintang Mahaputera Madya dari Pemerintah RI di tahun 1986. Dan, terakhir di tahun 2011, beliau mendapatkan penghormatan dari Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Naional.
Buya Hamka meninggal dunia pada hari Jum`at, 24 Juli 1981. Beliau dikembumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Pusat.

B.  PEMIKIRAN BUYA HAMKA
HAMKA merupakan prototipe pendidik yang berhasil dan sangat meyakinkan pada yamanya. Hal ini di sebabkan, jika di telusuri dari beberapa karya dan keterlibatanya dalam institusi pendidikan, maka ia bisa dikatakan seorang pendidik dan sekaligus pemikir pendidikan islam. Asumsi ini dilatarbelakangi dari data yang ada, bahwa ternyata dalam lintas sejarah kehidupannya, ia merupakan seorang pendidik yang cukup konsisten dan berhasil. Ia telah ikut andil dalam memperkenalkan pembaruan pendidikan di indonesia dengan melakukan modernisasi kelembagaan dan orientasi materi pendidikan islam, yaitu ketika mengelola Tabligh School dan Kullyatul Muballighin, baik ketika di Makassar maupun di Padangpanjang, serta pengembangan masjid al-Azhar (Kebayoran Barat)  menjadi institusi pendididkan  Islam modern. Bila di cermati dengan kondisi waktu itu, kupasan pemikirannya tentang pendidikan dan dimensi-dimensi ajaran islam terlihat demikian dinamis, inovatif, dan “ revolusioner”. Latar belakang pendidikannya yang demikian, tidak membuat pemikirannya tentang pendidikan islambersifat tradisional. Ide-idenya tentang pendidikan, merupakan pandangan yang dinamis dan melampaui zamannya. Beberapa pemikirannya bahkan terkesan sering kali “bersebrangan” dengan tradisi sosial masyarakat waktu itu.
HAMKA merupakan salah seorang tokoh pembaharu minangkabau yang berupaya menggugah dinamika umat dan mujaddid yang unik. Meskipun hanya sebagai produk pendidikan tradisional, namun ia merupakan seorang intelektual yang mempunyai wawasan generalistik dan modern. Upaya yang dilakukanya merupakan sebuah gerakan pembaharuan islam, bukan saja di Minangkabau bahkan Indonesia secara luas pada awal sampai paroh ketiga abat XX. Suatu bidang kajian yang sangat menantang dan tidak sederhana. Orientasi kajian produktifnya berkisar pada persoalan-persoalan keagamaan dan sosial kemasyarakatan seperti bidang tafsir, teologi, sastra, fikh, sejarah islam, dan pendidikan. Dalam menyajikan karya-karyanya, ia memformat ide-ide pembaruannya melalui pemikiran yang modern dan kontekstual. Meskipun demikian, uniknya keseluruhan karya-karyanya, sebagaimana di akui Andries Teeuw, disajikan melalui pendekatan keislaman.
            Meskipun dalam bentuk penyajian yang tidak utuh dan sepesifik, pemikirannya tentang komponen pendidikan islam (meliputi komponen pendidik,  pesertadidik, materi, tujuan pendidikan, klasifikasi ilmu pengetahuan, metode pendidikan, fungsi dan bentuk hukuman dalam pendidikan, dan model lembaga pendidikan islam yang ideal). Dapat dilacak melalui karya-karyanya terutama dalam Falsafah Hidup, Lembaga Hidup dan Lembaga Budi.
            Melalui karya-karyanya tersebut, ia mencoba mengetengahkan pemikirannya tentang komponen pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan islam, kewajiban kedua orangtua sebagai pendidik pertama dann utama dalam menanamkan nilai akhlak pada seorang anak, kewajiban guru dan kriteria guru yang ideal, metode pendidikan, memberikan peluang kepada anak didik untuk berfikir secara kritis dan merdeka, integralitas materi pendidikan islam, serta peranan pemerintah dalam pendidikan. Ia juga memaparkan bentuk dan fungsi hukuman dalam pendidikan, serta bentuk lembaga pendidikan ideal bagi terciptannya proses belajar mengajar yang interaktif. Komponen-komponen tersebut dapat dijadikan acuan untuk melihat pemikirannya tentang pendidikan islam.
            Dinamika pemikiran inovatifnya tentang pendidikan Islam dapat terlihat dari upayanya menggeser sistem pendidikan tradisional yang masih sederhana, kepada sistem pendidikan modern yang kompleks dan sistematis. Proses ini merupakan perwujudan pemahamannya terhadap inklusivitas ajaran Islam yang dinamis. Melalui peahaman tersebut, ia berupaya mengolaborasi sistem pendidikan umat Islam yang lebih adatif dan proposional. Dengan sistematika model pendidikan yang demikian, pelaksanaan pendidikan diharapkan akan mampu mengantarkan peserta ddidik menjawab dinamika zaman secara aktif, tanpa melepaskan diri dari norma-norma ajaran agamanya.
            Wacana pemikirannya tentang pendidikan dilakukan sebagai respon terhadap realitas sosialnya, terutama terhadap praktek pendidikan tradisional yang masih dipertahankan umat Islam waktu itu. Ia mencoba merombak dan sekaligus melakukan pembaruan terhadap orientasi pendidikan Ilsam yang selama ini masih rendah dan tertutup (eksklusif). Upaya tersebut dilakukan melalui pendapatan modern drngan menekankan pada adspek religiusitas. Di sini terlihat bagaimana ide-ide pembaruannya tentang pendidikan Islam serta informasi dalam upayanya ikut merespon situasi sosial yang sedang dihadapi umat Islam. Ia mencoba membangun sebuah “Terobosan baru” kultural maupun keagamaan untuk mengembalikan daya gerak psikologis (psychological stricking force) umat Islam yang selama ini terbelenggu. Dari paradigma pendidikan yang dikembangannya mencerminkan bahwa ia merupakan seorang intelektual muslim yang berpikiran realistis akomodatif dan memiliki warna modernitasnya tersendiri.
            Hal lain yang menarik untuk meneliti pemikirannya tentang paradigma pendidikan Islam, setidaknya ada tiga alasan, yaitu:
1-      Ia merupakan sosok pemikiran yang ikut terwarnai oleh pemahaman masyarakat Minangkabau dan kondisi pendidikan yang bersifat tradisional, serta polarisasi modernitas yang secara berproses mengalami pencerahan, terutama setelah dihembuskannya “Angin” pembaruan oleh para intelektual muslim waktu itu.
2-      Ia merupakan sosok ulama Indonesia era modern yang telah banyak memberikan kontribusi bagi pengembangan dan peradaban dan munculnya dinamika intelektualitas masyarakat (Islam). Kepiawaian dan ide-ide pembaruannya telah menggugah umat Islam Indonesia untuk keluar dari pola hidup fatalis yang telah mengkristal selama ini, kepada pola hidup dinamis dan rasional. Ia merupakan salah seorang sosok ulama yang dengan gigih berupaya mengubah pola hidup tradisional ke arah proses modernisasi intelektual. Ia meupakan sosok pendidik umat sekaligus ulama yang memiliki keluasan ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum lainnya yang syarat informasi modernisasi.
3-      Secara umum karya-karyanya merupakan sintesis dari perkembangan pola pendidikan yang dilaksanakan umat Islam waktu itu, khususnya pelaksanaan pendidikan umat Islam di Minangkabau yang masih mengacu pada persepsi “Anti modernis”. Pelaksanaan ajaran agama masih banyak yang menyimpang dari roh dinamika ajaran Islam. Sikap yang demikian mengakibatkan pelaksanaan pendidikan masyarakat terpola pada ruang hampa dan jumud. Semangat dinamika Islam menjadi redup dan mengalami stagnasi. Untuk keluar dari atmosfer yang tidak menguntungkan tersebut, ia berupaya menyelamatkan pemahaman umat Islam yang selama ini masih bersifat eksklusif dengan melakukan pembaruan di berbagai bidang termasuk pendidikan, secara modern dan komperehensif.

Menurut HAMKA, sistem pendidikan Islam yang ideal seyogianya berorientaasi pada visi keakhiratan sebagai alat kontrol perilaku manusia, sekaligus visi kekinian dengan mengaktifkan fungsi akal peserta didik secara maksimal. Persentuhan kedua aspek tersebut secara hamonis dan intregral akan menciptakan sosok peserta didik yang memiliki kepribadian paripurna (insan kamil). Melalui agama, dinamika akal akan terkontrol dengan baik. Adapun melalui ilmu umum (rasional) kan menyiapkan umat islam agar mampu menjawab tantangan dinamika zaman secara aktif, dinamis, dan proporsional. Ungkapannya ini yang mencerminkan sikap intelektualitasnya yang diyujukan kepada umat Islam agar melihat visi pembaruan, khususnya pendidikan Islam secara kritis dan objektif.
            Untuk melihat paradigma pemikiran dan pendidikan Buya HAMKA, Samsul nizar menggunakan tiga topologi seperti yang dikembangkan oleh F.G. Pijper.  sebagai sistem yang benar, yaitu :
1-      Mempertahankan sistem kehidupan dan pendidikan yang berlaku dari abad-abad permulaan Islam sebagai sistem yang benar. Tipe ini menganggap adanyan penyimpangan dalam praktik kehidupan beragama umat dari sumber ajaran Islam. Setelah penyimpangan tersebut diluruskan kembali, maka nilai-nilai tersebut masih tetap dipertahankan. Tipe ini mengambil jarak dan menutup diri secara fanatik terhadap peradaban barat (zealotisme).
2-      Merekonstruksi paradigma pendidikan yang didasarkan atas studi ajaran Islam yang benar dan sesuai dengan terminologi modern, sehingga muncul paradigma Islam. Sikap yang dilakukan adalah sebagai reaksi dan sintesis kritis terhadap pemikiran-pemikiran barat.
3-      Berpegang teguh pada dasar agama Islam, tanpa mmenutup diri terhadap pendapat kontemporer yang dikembangkan barat, sepanjang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam (herodianisme).


Sabtu, 13 Juni 2015

analisis kealahan berbahasa



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa adalah alat komunikasi dan kerjasama yang paling efektif dalam berkomunikasi. Dengan demikian bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran, akal, perasaan dan kehendak kepada orang lain.Dalam suatu percakapan yang pada dasarnya dilakukan untuk berkomunikasi, tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan bahasa. Jika penggunaan bahasa tersebut disertai dengan isyarat tangan, ini hanya upaya untuk mempertegas maksud. Peran bahasa harus dipahami sebagai bentuk praktis dalam penggunaan bahasa tersebut di berbagai kehidupan dengan berbahasa yang baik dan benar. Selain KBBI dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Kesalahan berbahasa berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu adalah: siapa yang berbsahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur apa (lisan atau tulisan), dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, buku, koran, dan sebagainya), dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, dan sebagainya). Dan berkaitan dengan aturan atau kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah tata bahasa.
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma kemasyaarakatan  bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia, jelas pula bukan berbahasa dengan benar. Kesimpulannya kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lissan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Atas dasar konsep tersebut, kita memperoleh suatu kejelasan bahwa yang dimaksud berbahasa Indonesia dengan baik belum tentu merupakan berbahasa Indonesia yang benar, sebaliknya berbahasa Indonesia dengan benar juga belum tentu merupakan berbahasa Indonesia dengan baik, karena semua itu bergantung pada situasi pemakaian dan kaidah yang berlaku. Penentuan atau kriteria berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan sebagai berbahasa baku. Yang paling berperan dalam kegiatan berbahasa adalah orang yang menggunakan bahasa tersebut. Dengan demikian, benar tidaknya bahasa yang digunakan seseorang ditentukan oleh orang yang berbahasa itu, bukan oleh bahasa itu. Contohnya seperti  penjaga parkir IAIN Surakarta yang mengalami kesalahan dalam berbahasa Indonesia yaitu di bidang fonologi.
Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu yang tidak boleh di lafalkan menurut kemauaan masing-masing pemakai bahasa. Pemakai bahasa indonesia yang ingin ucapan bahasa indonesianya di nilai baik, harus berusaha mematuhi kaidah yang berlaku di dalam bahasa indonesia tersebut. Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis. Sebagian besar kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Bila kesalahan pelafalan tersebut dituliskan, maka terjadilah kesalahan berbahasa dalam ragam tulis. Disini akan disampaikan beberapa gambaran kesalahan pelafalan seperti perubahan fonem, penghilang fonem, dan penambahan fonem.



B.  RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab terjadinya kesalahan pelafalan dalam bahasa Indonesia yang digunakan  penjaga parkir di IAIN Surakarta ?
2.  Bagaimana pelafalan yang benar dalam  berbahasa Indonesia pada penjaga parkir IAIN Surakarta ?

C.  TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dalam menganalisis kesalahan berbahasa penjaga parkir IAIN Surakarta dalam tataran fonologi:
1.    mengetahui penyebab terjadinya kesalahan pelafalan dalam bahasa Indonesia yang digunakan  penjaga parkir di IAIN Surakarta.
2.    mengetahui pelafalan yang benar dalam  berbahasa Indonesia pada penjaga parkir IAIN Surakarta.

D.  MANFAAT PENELITIAN
1.    Teoritis
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat secara teoritis, khususnya bagi pengguna bahasa yang dapat menjadikan makalah ini sebagai teori dalam pembelajaran kesalahan berbahasa.
2.    Praktis
a.       Bermanfaat bagi peneliti.
b.      Bermanfaat bagi dosen.
c.       Bermanfaat bagi mahasiswa.
d.      Bermanfaat bagi masyarakat.





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Penyebab Kesalahan Pelafalan dalam Berbahasa
Penyebab kesalahan berbahasa yaitu ada pada orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan, bukan pada bahasa yang digunakan. Ada tiga kemungkinan penyebab penjaga parkir IAIN Surakarta dapat salah dalam berbahasa Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1.    Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai oleh penjaga parkir IAIN Surakarta, yaitu bahasa jawa. Penjaga parkir di IAIN dalam berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain menggunakan bahasa Jawa. Sejak menjadi siswa di SD sudah diajarkan bahasa Jawa, dan juga yang diajarkan oleh orang tua sejak kecil dalam berkomunikasi  adalah bahasa Jawa.Sehingga dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, penjaga parkir di IAIN sewaktu-waktu menggunakan bahasa Jawa. Dengan demikian, kemungkinan penyebab kesalahan berbahasa oleh penjaga parkir IAIN adalah karena bahasa yang lebih dahulu dikuasai yaitu bahasa jawa yang digunakan sejak kecil.
2.    Kekurangpahaman penjaga parkir terhadap bahasa Indonesia yang dipakainya. Kemampuan berbicara menggunakan bahasa Indonesia penjaga parkir di IAIN sudah cukup lancar, tetapi belum sesuai dengan kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia yang berlaku. Kesalahan berbahasa Indonesia yang digunakan oleh penjaga parkir yaitu kesalahan dalam melafalkan kata yang diucapkan. Kemungkinan penjaga parkir kurang mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga dalam berkomunikasi menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.Kesalahan seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan intrabahasa (intralingual error). Merupakan hal yang wajar penjaga parkir di IAIN kurang memahami bahasa Indonesia yang dipakainya dengan benar, karena dalam keseharian penjaga parkir dalam berkomunikasi dengan orang lain tidak menggunakan bahasa Indonesia.
B.  Pelafalan Yang Benar Dalam  Berbahasa Indonesia Pada Penjaga Parkir IAIN Surakarta.
Dalam analisis kesalahan pelafalan berbahasa penjaga parkir, peneliti menganalisis kesalahan berbahasa tersebut kedalam tataran fonologi, pada tataran fonologi kita akan menganalisis kesalahan-kesalahan pelafalan oleh penjaga parkir kedalam tabel berikut.

No
Nama
Pertanyaan
Jawaban
1



















2



























3




























4

















5
Erwin Purnomo


















Giman



























Jack




























Heru

















Kristoni
a.    Berapa lama bapak bekerja di IAIN SURAKARTA?
b.    Dimana bapak tinggal?
c.    Apa bapak sudah berkeluarga?
d.   Apa tugas bapak di IAIN ini?


e.    Bagaimana tanggapan bapak terhadap mahasiswa yang parkir sembarangan?
f.     Bagaimana sikap bapak terhadap mahasiswa yang kehilangan barang?

a.    Dimana bapak tinggal?

b.    Berapa lama bapak kerja di IAIN?
c.    Apa tugas bapak di IAIN?
d.   Bagaimana tanggapan bapak tentang mahasiswa  yang parkir sembarangan?
e.    Bagaimana reaksi bapak jika ada mahasiswa yang kehilangan barang?



f.     Apa kesan dan pesan bapak selama bekerja di IAIN ini?







a.    Dimana bapak tinggal?
b.    Berapa lama bapak bekerja di IAIN?
c.    Apa tugas bapak di IAIN?




d.      Bagaimana tanggapan bapak terhadap mahasiswa yang parkirnya tidak teratur?
e.       Bagaimana tindakan bapak terhadap barang yang hilang?





f.       Bagaimana kesan dan pesan bapak selama di IAIN?



a.       Dimana bapak tinggal?
b.      Bapak sudah berapa lama bekerja di sini?
c.       Tindaakan bapak terhadap mahasiswa yang parkirnya tidak teratur?

d.      Kesan dan pesan selama bapak bekerja di sini?
e.       Tindakan bapak jika ada yang kehilangan barang?



a.       Bapak tinggal dimana?
b.      Sudah berapa lama bapak kerja di IAIN?
c.       Apa tugas bapak di IAIN?
d.      Bagaimana sikap bapak jika ada mahasiswa yang jail dalam parkir?
Kurang lebih tujuh sampe delapan taon.

Saya tinggal di daerah Karanglo

Belom.

Tugas saya mengecek STNK semua mahasiswa serta menata dan mengawasi kendaraan yang parker.
Saya akan menegur  mahasiswa untuk parker pada tempatnya.


Untuk masalah masalah kehilangan nanti mahasiswa kita temani untuk lapor ke pos satpam dan nanti ditindak lanjuti oleh security.
Rumah saya disebelah barat bandara atau sebelah timur wadok cengklik.
Kurang lebih tujuh taonan lah.

Saya menjabat jadi tukang parker.

Kata pak rector mau membikin gedung parkiran lantai tiga tapi sampe sekarang belum dibuatkan.

Saya sudah sereng bilang sama mahasiswa, helm yang paleng sereng dijadikan incaran pencuri harap dikancengkan, kalo masalah STNK harap diberi nomer hp. Banyak sekali kehilangan tapi juga banyak yang dapat di ambel.
Kesan saya ya, banyak sekali mahasiswa, orangnya cantik-cantik ganteng-ganteng. Pesan saya masalah perparkiran kalok, contohnya di pasca itu kan khusus roda empat andekan boleh saya malah seneng, karena memudahkan mahasiswa, dan depan lab itu tidak boleh.

Tempat tinggal saya di Klaten

Udah lama, tujuh taonan ada.

Tugas saya disini mengamankan helm-helm, merapikan kendaraan dan segala jenis bentuk kejahatan kita tangani juga contohnya pencuri helm, dulu tanggal 7 mei 2012 kita tangkep pencuri helm.
Ya kita beri nasehat agar bisa terator.



Yang pertama apabila ada kehilangan kan di depan sudah ada spandok dipintu keluar, yang kedua barang bawaan harus dijaga sendiri, jangan sampe hilang terutama helm,contoh INK tolong ditaroh dibawah jok supaya tidak mengundang pencuri masuk.
Kesan saya itu ya susah gelisah itu ada, trus pesan saya kepada mahasiswa tolong kalo parker rapikan lah sendiri sepedanya dan jangan menghalangi jalan terutama jalanan umum.
Tinggal saya di Gumpang Kartasura
Kurang lebih sudah empat bulan.

Pertama saya tegor kalo parker sesuai yang ada disini, jika membandel yaitu saya paksa dan satu kali lagi saya sarankan jangan dikunci stang.
Kalo parker ditempat sesuai yang ada disini.

Poin pertama jika ada yang ketinggalan nanti jok saya buka isinya apa ada dompet ada hp sepeda saya bawa ke pos. kalo helm kita sarankan helm itu ada tempate kalo bisa jangan disitu kalo tidak ada ya saya kanceng.

Krapyak rt 01 rw 10.

Tiga taon.

Ya begini membantu-bantu parkir, membantu-bantu di kantin .
Ya, saya peringatkan mas mbak agar tidak duduk disitu nanti kalo ada barang yang hilang. Saya juga memperingatkan kepada mahasiswa sebelum meninggalkan sepedanya harap mengecek kembali jika ada dompet atau hp yang ketinggalan.


           
            Dari data tersebut kita dapat menganalisis kesalahan berbahasa yang dilafalkan penjaga parkir menurut tataran fonologi, disini kita akan menganalisis kesalahan pada perubahan fonem vocal dan kesalahan pelafalan karena penghilangan fonem.
A.    Analisis Perubahan Fonem.
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
Ambil
Ambel
Belum
Belom
Kancing
Kanceng
Nasihat
Nasehat
Parkir
Parker
Paling
Paleng
Sering
Sereng
Senang
Seneng
Spanduk
Spandok
Tangkap
Tangkep
Teratur
Terator
Tegur
Tegor
Waduk
Wadok
B.     Analisis Kesalahan Pelafalan Karena Penghilangan Fonem.
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
Andai
Ande
Kalau
Kalo
Sampai
Sampe
Tahun
Taon
Sudah
Udah

Setelah dianalisis, ternyata penjaga parkir dalam pelafalanya terdapat beberapa kesalahan. Karena pekerjaan menjadi penjaga parkir tidak dituntut untuk menggunakan bahasa Indonsia. Sehingga mereka lebih nyaman menggunakan bahasa sehari-hari yaitu campuran dari bahasa jawa dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu mereka tidak memerhatikan kaidah-kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.